Rabu, 08 Juni 2011

CARA MEMEGANG SUMPIT YANG BENAR


Sumpit, sebagaimana tradisi bangsa china dan korea juga merupakan tradisi bangsa Jepang, oleh karena itu penggunaan sumpit dalam kehidupan sehari-hari di Jepang dalam beberapa kesempatan makan sulit untuk dihindari.  Meskipun banyak rumah makan dan restoran di Jepang yang juga menyediakan sendok dan garpu sebagai alat makan, mayoritas orang Jepang lebih memilih sumpit sebagai alat makan karena kepraktisannya. Berdasarkan sejarah, sumpit diciptakan bangsa Tiongkok dan sudah dikenal di Tiongkok sejak 3.000 hingga 5.000 tahun yang lalu. Di dalam masyarakat Tionghoa, makan bersama dianggap sebagai sarana mempererat tali persaudaraan dan kesempatan berkumpul dengan sanak keluarga dan teman-teman, sehingga penggunaan alat makan yang tajam harus dihindari.
Pada zaman dulu, gading gajah sering digunakan untuk membuat sumpit mahal di Tiongkok. Pengguna sumpit dari gading gajah adalah kalangan pejabat tinggi dan orang berada. Sumpit dari perak pernah digunakan istana kaisar di Tiongkok untuk mendeteksi racun yang mungkin dibubuhkan pada makanan. Sumpit akan berubah warna akibat reaksi kimia jika makanan telah diberi racun. Pada abad ke-6 atau abad ke-8 Masehi, sumpit sudah merupakan merupakan alat makan yang umum bagi suku Uigur yang tinggal wilayah stepa Mongolia. Di Thailand, sumpit hanya digunakan untuk makan mi dan sup setelah Raja Rama V memperkenalkan alat makan dari barat di abad ke-19.
Panjang sumpit berbeda-beda bergantung pada negara asal sumpit. Sumpit dari Tiongkok biasanya lebih panjang dari sumpit Korea atau Jepang, dengan diameter bagian pangkal dan bagian ujung yang hampir sama. Bagian ujung sumpit tidak dibuat runcing agar tidak digunakan untuk menusuk makanan. Batang sumpit dari Tiongkok lebih berbentuk segi empat panjang supaya tidak mudah tergelincir dari meja. Plastik merupakan bahan pembuat sumpit yang populer di Tiongkok.
Sumpit Korea umumnya terbuat dari bahan logam dan lebih ceper dibandingkan sumpit dari Jepang dan Tiongkok. Sumpit dari Jepang sebagian besar terbuat dari kayu, lebih pendek dibandingan sumpit dari Korea atau Tiongkok dan mempunyai ujung sumpit yang langsing. Bagian ujung yang sangat langsing pada sumpit Jepang dimaksudkan untuk mengangkat tulang dari daging sewaktu orang Jepang makan ikan. Bagian ujung sumpit ada kalanya dibuat berulir agar makanan yang dijepit tidak jatuh.
Bambu dan kayu merupakan bahan pembuat sumpit sekali pakai yang banyak disediakan di restoran termasuk restoran-restoran di Indonesia. Waribashi (割箸sumpit belah?) adalah sebutan untuk sumpit sekali pakai asal Jepang berbentuk sepotong kayu ringan yang diberi belahan di tengahnya tapi tidak dibelah sampai putus. Pemakai bisa membelah sendiri waribashi menjadi sepasang sumpit yang siap digunakan. Waribashi biasanya disediakan di restoran Jepang atau disisipkan sewaktu membeli paket makanan yang disebut bentō. Di beberapa negara Asia Timur, sumpit yang panjangnya sekitar satu setengah kali sumpit untuk makan dipakai untuk memasak di dapur. Sumpit dapur digunakan untuk pekerjaan menumis dan menggoreng di dalam minyak yang banyak. Tempura digoreng dengan menggunakan sumpit dapur tebal dari kayu atau bahan logam.

  

Cara memegang sumpit
Sumpit bisa dipegang dengan tangan kiri atau tangan kanan tergantung pada kebiasaan orang.
1.     Batang sumpit pertama dipegang seperti memegang pensil yang dijepit di antara ibu jari, telunjuk, dan jari tengah.
2.     Batang sumpit kedua diletakkan di antara jari tengah dan jari manis.
3.     Pastikan kedua batang sumpit dalam keadaan sejajar.
4.     Posisi kedua batang sumpit bisa dianggap benar jika bisa batang sumpit pertama bisa melakukan gerakan ke atas dan ke bawah secara berulang-ulang, sementara batang sumpit kedua dalam keadaan diam.
Di sebagian besar negara-negara Asia Timur, sumpit juga bukan satu-satunya alat makan yang ada di atas meja. Di Tiongkok dan Korea misalnya, sumpit digunakan bersama-sama dengan sendok dan sendok bebek. Dalam menikmati masakan Jepang, orang Jepang biasanya hanya memerlukan sumpit sebagai satu-satunya alat makan, walaupun sendok dan alat makan lainnya juga digunakan sesuai dengan makanan yang dihidangkan.

Etiket
Secara garis besar etiket penggunaan sumpit berlaku di semua negara walaupun ada perbedaan di sana-sini bergantung pada negara dan daerahnya.
  • Sumpit biasanya tidak ikut diayun-ayunkan bersama gerakan tangan ketika sedang berbicara, dipukul-pukulkan ke meja atau digunakan untuk mendorong piring dan mangkok.
  • Sumpit biasanya tidak dipakai untuk memilih-milih apalagi mengacak-acak makanan di piring lauk, dan makanan dilarang dikembalikan lagi kalau sudah diambil.
  • Sumpit biasanya tidak digunakan untuk menusuk makanan seperti ketika menggunakan garpu, walaupun boleh saja digunakan untuk membelah sayur-sayuran atau kimchi yang masih berukuran besar.
  • Sumpit biasanya tidak diletakkan begitu saja di atas meja, melainkan di atas serbet, di atas sandaran sumpit atau di atas mangkok.
  • Di Tiongkok dan Jepang, sumpit dipegang di bagian tengah dan digunakan secara terbalik (bagian pangkal sumpit dijadikan bagian ujung sumpit) sewaktu memindahkan makanan dari piring makanan ke mangkuk nasi tapi bukan ke mulut. Di Korea cara memindahkan makanan dengan bagian pangkal sumpit justru dianggap tidak higienis.
  • Mangkuk nasi boleh-boleh saja diangkat sampai ke depan mulut, tapi di Korea mangkok nasi harus tetap berada di atas meja.
  • Sumpit dianggap tabu untuk ditusukkan berdiri di dalam mangkok berisi nasi karena menyerupai hio yang dinyalakan untuk mendoakan arwah orang yang meninggal.

Rabu, 01 Juni 2011

Tokyo Tower “GANBARO NIPPON”


Tanggal 11 April merupakan 1 bulan sejak bencana gempa bumi besar Tohoku terjadi. Tokyo Tower sekarang memiliki pesan spesial yaitu “GANBARO NIPPON” (Let’s do our best, Japan).
Ada 8,400 white LED lights menggunakan sistem tenaga surya yang didapat ketika siang hari. Tokyo Tower tidak sepenuhnya bercahaya (malam hari) sejak gempa bumi terjadi untuk menghemat listrik. Meskipun begitu, saat ini Tower tersebut memiliki pesan untuk pemulihan dan rekontruksi Tohoku. Hal ini menjadi pesan yang sangat paling terang di Tokyo karena kota tersebut sedang melakukan penghematan listrik besar-besaran.   Tokyo Tower sendiri juga mengalami kesrusakan akibat gempa bumi 11 Maret lalu, yaitu antena di puncak Tower bengkok.
Proyek ini dibuat dengan harapan warga yang terkena dampak bencana gempa bumi dan warga Tokyo bisa mendapat harapan dan energi di masa-masa gelap ini.
Pencahayaan Tokyo Tower dibuat oleh lighting designerIshii Motoko. Desain tersebut akan di pajang selama 6 hari mulai 11 April sampai 16 April, dibagian tenggara dari Tokyo Tower mulai saat matahari tenggelam sampai 10.00 pm.
Di tanggal 11 April, mereka juga mengadakan acara amal pertama di Tokyo Tower dan Volunteer Center. penyanyi Katou TokikoYae dan KAI datang untuk tampil di acara tersebut. Acara amal ini akan diadakan di tempat tersebut setiap tanggal 11 setiap bulannya selama 6 bulan, berakhir di bulan September.

Source = Oricon Via TokyoHive